KANDANG PUYUH. Peternakan puyuh yang berada di tengah permukiman warga Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Palangga, Gowa |
Anggota DPRD Gowa Misbahuddin Tasrif mengatakan aspirasi atas peternakan itu disampaikan langsung warga Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Palangga, Gowa.
"Warga terganggu oleh bau kotoran burung dari kandang puyuh di tengah pemukiman. Warga juga khawatir peternakan itu mudah menebar virus H5N1, penyebab flu burung," jelas Misbahuddin, kemarin.
Misbahuddin mengatakan masalah itu juga sudah disampaikan kepada Dinas Kesehatan Gowa Bagian Pencegahan Penyakit untuk melakukan pencegahan. "Dalam rapat kerja dengan Dinas Kesehatan kami sudah meminta agar peternakan itu dikaji dampaknya terhadap kesehatan warga sekitar," tuturnya.
Menurut dia, peternakan puyuh di tengah pemukiman warga ini, memang harus direlokasi. Sebab, selain bau kotorannya mengganggu warga sekitar, juga rawan menebarkan virus yang mematikan bagi manusia.
Sementara Burhanuddin Jawas, Kepala Lingkungan Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Gowa, mengatakan peternakan itu sudah lama beroperasi. Tetapi menurut dia, peternakan itu memang tidak memiliki izin. "Mungkin kalau dulu tidak masalah, tetapi sekarang pemukiman semakin padat dan virus flu burung yang dengan mudahnya muncul, maka keberadaan peternakan unggas di tengah pemukiman harus direlokasi," jelasnya.
Burhanuddin mengakui, sebagai kepala lingkungan Kampung Jangka, dia menerima banyak keluhan dan kekhawatiran warganya terkait peternakan puyuh itu. "Sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah, aspirasi masyarakat itu telah saya tindaklanjuti dengan menyurat ke bupati Gowa agar kandang unggas yang berada di tengah pemukiman dipindahkan, termasuk peternakan puyuh yang sedang disoroti warga," tuturnya.
Dia mengatakan, permintaan kepada Pemkab Gowa untuk mencari solusi atas peternakan puyuh di tengah permukiman itu bukan untuk mematikan usaha yang bersangkutan. "Ini semata-mata untuk mencegah dampak buruk yang bisa timbul kapan saja. Di samping itu, saat ini, memang baunya sangat mengganggu warga," tegasnya.
Sebelumnya, Daeng Te'ne warga setempat, melalui SMS ke Interaktif FAJAR
mengeluhkan peternakan itu. "Sebagai warga saya meminta peternakan itu
ditutup untuk mencegah dampak buruk seperti bau tidak sedap dan flu
burung yang bisa datang kapan saja dan dengan mudah menjangkiti warga
sekitar," katanya. (aha/sap)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar