Jumat, 08 Juni 2012

Warga Minta Peternakan Puyuh Direlokasi

Kamis, 08 Maret 2012 | 19:58:40 WITA | 174 HITS



KANDANG PUYUH. Peternakan puyuh yang berada di tengah permukiman warga Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Palangga, Gowa
SUNGGUMINASA, FAJAR -- Merespons keluhan warga terkait peternakan puyuh di tengah pemukiman, Komisi VI DPRD Gowa meminta instansi terkait untuk segera merelokasi peternakan itu.
Anggota DPRD Gowa Misbahuddin Tasrif mengatakan aspirasi atas peternakan itu disampaikan langsung warga Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Palangga, Gowa.
"Warga terganggu oleh bau kotoran burung dari kandang puyuh di tengah pemukiman. Warga juga khawatir peternakan itu mudah menebar virus H5N1, penyebab flu burung," jelas Misbahuddin, kemarin.
Misbahuddin mengatakan masalah itu juga sudah disampaikan kepada Dinas Kesehatan Gowa Bagian Pencegahan Penyakit untuk melakukan pencegahan. "Dalam rapat kerja dengan Dinas Kesehatan kami sudah meminta agar peternakan itu dikaji dampaknya terhadap kesehatan warga sekitar," tuturnya.
Menurut dia, peternakan puyuh di tengah pemukiman warga ini, memang harus direlokasi. Sebab, selain bau kotorannya mengganggu warga sekitar, juga rawan menebarkan virus yang mematikan bagi manusia.
Sementara Burhanuddin Jawas, Kepala Lingkungan Kampung Jangka, Desa Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Gowa, mengatakan peternakan itu sudah lama beroperasi. Tetapi menurut dia, peternakan itu memang tidak memiliki izin. "Mungkin kalau dulu tidak masalah, tetapi sekarang pemukiman semakin padat dan virus flu burung yang dengan mudahnya muncul, maka keberadaan peternakan unggas di tengah pemukiman harus direlokasi," jelasnya.
Burhanuddin mengakui, sebagai kepala lingkungan Kampung Jangka, dia menerima banyak keluhan dan kekhawatiran warganya terkait peternakan puyuh itu. "Sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah, aspirasi masyarakat itu telah saya tindaklanjuti dengan menyurat ke bupati Gowa agar kandang unggas yang berada di tengah pemukiman dipindahkan, termasuk peternakan puyuh yang sedang disoroti warga," tuturnya.
Dia mengatakan, permintaan kepada Pemkab Gowa untuk mencari solusi atas peternakan puyuh di tengah permukiman itu bukan untuk mematikan usaha yang bersangkutan. "Ini semata-mata untuk mencegah dampak buruk yang bisa timbul kapan saja. Di samping itu, saat ini, memang baunya sangat mengganggu warga," tegasnya.

Sebelumnya, Daeng Te'ne warga setempat, melalui SMS ke Interaktif FAJAR mengeluhkan peternakan itu. "Sebagai warga saya meminta peternakan itu ditutup untuk mencegah dampak buruk seperti bau tidak sedap dan flu burung yang bisa datang kapan saja dan dengan mudah menjangkiti warga sekitar," katanya. (aha/sap)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar